Kamis, 05 April 2012

TABUNGAN MASA DEPAN


Pagi ini, saya mendapat pelajaran berharga tentang "tabungan" dari seorang yang saya sayangi. Tidak banyak memang keterangan yang ku tangkap dari sederet manfaat tentang hal itu. Hanya terkadang, banyak sisi hidup yang menyebabkan kita tak harus begitu saja tunduk pada suatu aturan yang mungkin saja terlalu naif jika kita mengabaikannya juga.

Bagi seseorang yang memang sudah mempersiapkan diri untuk tabungan bagi kehidupannya, mungkin bisa dikatakan; itu adalah hak pribadi seseorang. Begitu juga yang terjadi pada saya. Saya bukan tak percaya pada segala jenis bentuk "jaminan" pada saat kita menjalani kehidupan ini, tapi ........saya terlalu tunduk pada ini:

..... dan barang siapa yang "bertaqwa" kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya jalan keluar (dari segala jenis perkara).
(Ath Thalaq : 2)


Saya siap dikritik, jika saya terlalu dinilai sok "bertaqwa". Tapi, saya sadar dengan sangat bahwa Allah pun berfirman:

dan carilah apa saja yang Allah telah berikan kepadamu untuk akhiratmu dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari dunia ini.......
(Al Qashash : 77)


Maka, jika ternyata saya terlalu mendahulukan akhirat itu semata-mata karena lingkungan saya yang menyebabkan saya begitu tak peduli dengan segala jenis "tabungan" dunia. Bagi saya, lebih baik saya "habis" bersama daripada saya harus "hebat" sendiri, tapi menjadi bahan celaan.

Tulisan ini hanya untuk sekedar "pembelaan" dari suatu niat yang semestinya semua orang pun bisa menyadarinya......
Perhatikan mengapa saya menggunakan tanda kutip pada kata taqwa?, karena saya akan membahasnya....

Taqwa adalah tabungan terhebat yang pernah ada, dan akan menjadi satu-satunya harta yang akan menjadi jaminan kelak kita bertemu dengan sang Pencipta, mari kita lihat,

.... dan berbekallah, karena sebaik-baik bekal adalah TAQWA.....
(Al Baqarah : 197)


Lalu bagaimana kita bisa mendapatkannya? Allah pun menjelaskan di beberapa tempat terpisah yaitu...

(orang yang takwa itu) adalah orang-orang yang beriman pada hal ghaib, mendirikan shalat, dan (mau) meng-INFAQ-kan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

Jadi ...... kembali ke "tabungan" dunia, mengapa kita harus ber-infaq? Itulah hebatnya Islam, Islam menegur manusia yang tengah lengah dengan silaunya harta dunia yang setiap hari ditimbunnya. Dengan ber-infaq, kita akan menjadikan sasaran doa yang baik bagi yang menerimanya. Dengan ber-infaq, kita akan bisa "membuat" muka-muka ceria dari kesuraman walaupun cuma "sesaat". Lalu ...... kemana kita harus ber-infaq?

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Infaq; Katakanlah apa saja yang kamu infaq-kan adalah dari harta-harta yang baik, maka berikanlah itu kepada kedua orangtuamu, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang terlantar dalam perjalanan. Dan apa saja kebaikan daripadamu, maka Allah Maha Mengetahuinya.
(Al Baqarah : 215)


Sesungguhnya, pada di hati kecil saya, pun ingin punya ini dan punya itu. Tapi seperti pertama saya katakan, karena lingkungan terkecil (keluarga) saya begitu "minim", maka saya harus tunduk pada ketentuanNya. Karena ketentuan itu tentunya akan mempunyai hikmah yang tidak harus kita lihat "sekarang", tapi nanti .........
Dan yang terpenting, dari semua ini. Allah telah dan akan terus membuktikan bahwa Dia....

.....akan menjadikan baginya (kita yang tunduk) jalan keluar (dari segala jenis perkara)........

karena.....
Kamu sekali-kali tidak akan mencapai tingkat kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu (mau) meng-infaq-kan dari (harta) yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infaq-kan itu maka sungguh Allah Maha Mengetahuinya.
(Ali 'Imran : 92)


Maka sayapun harus menutup tulisan ini dengan sebuah doa :
Ya Allah, jika Infaq yang telah hamba tunaikan dengan perasaan "tunduknya" hamba kepada ketentuanMu, maka "tundukkanlah" segala urusan dunia bagi hamba, agar urusan dunia ini tak menjadikan jalan penyesat dari tercapainya RidhoMu, dan tak ada satupun yang dapat menjamin diri kami selain jaminan dari sisiMu Ya Ilahi Rabbi......... Aamiin.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar